Jumat, 03 Februari 2012

Trik apabila terpaksa memakai Susu Formula

Kesehatan - Minum susu formula bukan suatu keharusan untuk balita. Asalkan diberi asupan gizi yang cukup, anak sebenarnya sudah tercukupi kebutuhan gizinya. Bagaimana jika anak yang sudah 2 tahun diberi susu formula?


"Boleh-boleh saja minum susu formula (untuk anak di atas 2 tahun) tapi tidak harus, karena nutrisi di susu bisa didapat dari makanan lain," kata pakar laktasi Dr Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, Kamis (10/2/2011).



Dr. Utami menekankan susu formula tidak termasuk kategori produk yang steril sehingga tidak ada produk susu formula yang benar-benar bebas dari kontaminasi bakteri.

Walaupun sebenarnya bakteri ini bisa mati dengan air matang. "Bakteri dalam susu akan mati jika dimasak dengan benar. Biasanya dengan pemanasan pada suhu 72 derajat celcius sudah mati," ungkap Dr. Utami.

Selain Enterobacter Sakazakii, ada berbagai jenis bakteri yang bisa mencemari susu formula. Sebagian merupakan bakteri baik, sebagian lagi adalah bakteri patogen atau penyebab penyakit misalnya Salmonella, Staphylococcus aureus, Streptococcus dan bahkan Mycobacterium penyebab tuberculosis (TBC).

Kontaminasi dalam pengolahan susu formula bisa terjadi sejak diambil dari ambing (puting) hewan yang mengalami infeksi, misalnya mastitis atau radang ambing. Proses pengolahan yang tidak steril maupun sifat susu itu sendiri sebagai media terbaik bagi pertumbuhan bagi bakteri juga menyebabkan susu formula mudah ditumbuhi bakteri.

Menurut Dr. Utami, tahu dan tempe merupakan sumber protein utama yang lebih disarankan. Kedua jenis makanan ini bahkan lebih dianjurkan dibandingkan mengkonsumsi susu kedelai meski sama-sama dibuat dari bahan nabati.

Sebagai pegiat program Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Dr. Utami juga menambahkan bahwa satu-satunya susu yang aman dikonsumsi manusia adalah ASI. Oleh karena itu ia sangat tidak menganjurkan anak di bawah umur 2 tahun untuk minum susu selain ASI.

Trik Jika Terpaksa Minum Susu Formula untuk Anak di Atas 2 Tahun

Sebagian besar susu formula berbahan dasar susu sapi, namun sebenarnya ada tiga tipe utama dari susu formula, seperti dikutip dari Mayo Clinic, Kamis (10/2/2011) yaitu:

1. Susu formula berbahan dasar susu sapi, susu ini memberikan keseimbangan nutrisi yang baik tapi beberapa bayi kadang mengalami reaksi alergi dengan susu sapi.
2. Susu formula berbahan dasar kedelai, susu ini berguna bagi seseorang yang tidak menginginkan protein hewani untuk bayinya. Namun bayi yang alergi dengan susu sapi ada kemungkinan alergi pula dengan susu kedelai.
3. Susu formula protein hidrolisat, susu ini baik untuk bayi yang memiliki alergi dengan susu sapi dan juga kedelai. Protein dalam susu lebih mudah dicerna dan cenderung kurang menyebabkan reaksi alergi, sehingga disebut debagai formula hypoallergenic.

Umumnya bayi yang mengosumsi susu formula dari sapi beresiko mengalami kekurangan zat besi, karena itu pilihlah susu formula yang sudah difortifikasi (diperkaya) dengan zat besi, khususnya selama masa balita.

Selain itu perhatikan pula enam bahan utama lainnya yang terdapat di dalam susu formula, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan nutrisi lain yang merupakan zat makro dan mikro nutrien.

Untuk protein ada yang mengandung whey dan juga kasein, studi menunjukan protein whey lebih mudah dicerna dibandingkan dengan kasein karenanya akan lebih bermanfaat untuk anak yang memiliki gastroesophageal reflux disease (GERD).

Beberapa susu formula juga melengkapi nutrisinya dengan asam lemak rantai panjang DHA (docosahexaenoic acid) dan ARA (arachidonic acid), keduanya sangat penting untuk perkembangan otak dan juga penglihatan bayi. Serta adanya tambahan prebiotik dan probiotik yang ditambahkan untuk membantu kehadiran bakteri sehat di dalam usus sehingga bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.

Faktor lain yang harus diperhatikan orangtua dalam memilih susu formula untuk si kecil adalah:

1. Melihat apakah bayi menyukai susu tersebut atau tidak (bayi bisa menghabiskan susu dan tidak menolak atau memuntahkannya)
2. Adakah efek samping yang muncul seperti diare, perut kembung, alergi, sesak napas dan kolik yang merupakan reaksi alergi dari laktosa atau salah satu kandungan dalam susu formula
3. Serta harga dari susu formula untuk menghindari pemberian susu yang terlalu encer sehingga nutrisi yang didapatkan si kecil tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar